Pages

Monday 10 November 2014

Aku Sayang Ayah



Di suatu malam, terlihat seorang anak perempuan sedang menangis dan menghambur di pelukan lelaki yang amat disayangnya. Dengan disaksikan cahaya temaram dari sang rembulan malam itu, ia mencoba menceritakan apa yang membuatnya bersedih. Meski harus terbata-bata karena tersengal oleh air matanya ia seperti mengeja kata demi kata. Lelaki tua tadi dengan sabar mendengarkan dan sesekali mengelus lembut ujung kepala sang anak.

“Ayah, aku takut”, gadis kecil itu memulai percakapan.

“Sayang, sesungguhnya rasa takut itu hanyalah ada di alam imajimu saja. Kan ayah sudah pernah bilang sebelumnya, jangan terlalu memikirkan sesuatu yang membuatmu khawatir. Apa sebenarnya yang membuatmu takut?”

“Aku takut, aku tidak bisa menjadi seperti yang ayah pinta. Aku takut tak bisa jadi anak yang ayah banggakan”, balasnya masih sambil sesenggukan.

“Nak... Apa ayah terlalu menuntut? Ayah bersyukur karena kamu sudah jadi anak yang baik. Ayah hanya minta kamu terus jadi anak yang baik, berguna bagi sesama, hanya itu. Jangan terlalu memaksakan dirimu. Pasrahkan semuanya pada Allah, kamu punya Allah disini, di dalam hatimu. Jangan takut lagi yah?”, nasehatnya.

Hal sebenarnya yang menjadi alasan utama air matanya menetes masih ia simpan rapat di dalam hati. Tak kuasa kalau ia harus mengatakan yang sejujurnya. Ia pikir semua ini sudah cukup membuatnya tenang.
Dengan demikian ia telah mampu mencuri sekian menit kedamaian dari padatnya kesibukan hariannya. Sibuk kuliah, sibuk mengerjakan tugas, sibuk rapat ini lah rapat itulah; monoton. Dimana sepulang dari kampus ia hanya menjumpai ayahnya yang sedang rebahan di kasur tua, mengusir lelah.

Ya, gadis kecil itu aku. Dan ayah yang penyabar tadi adalah ayahku. Pikiran jauh menerawang belasan tahun yang lalu. Aku rindu jadi gadis kecil yang ayah manja. Yang selalu ada di setiap derap langkahnya. Sekarang gadis kecil ayah sudah besar, tapi ia tetap menyayangi ayah sama seperti dulu, tak kurang dan tak lebih. Semoga engkau selalu diberi kesehatan hingga kelak engkau akan kubahagiakan sebagaimana bahagiaku karenamu sewaktu kecil dahulu. Aku sayang ayah :)

No comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com