Pages

Monday 23 June 2014

Sepasang Sepatu


Di suatu malam, dering sms terdengar nyaring dari dalam kamar. Bagi Niko, bunyi handphone-nya terdengar lebih nyaring dari suara televisi di kamarnya yang sedang menyiarkan acara musik dari penyanyi ternama. Seperti biasa, seperti malam-malam sebelumnya, ia selalu menemani sahabat tersayangnya untuk sekadar curhat tentang perkembangan kabar hatinya.

Dea  : “Nik, aku jadi kepikiran sesuatu deh.”
Niko : “Ada apa Dea? :)”
Dea  : “Lawan dari cinta itu bukan benci, kan? Tapi cuek.”
Niko : “Kok bisa gitu? Apa alasanmu?”
Dea  : “Jadi, apapun alasannya kalo dia cuek, berarti dia nggak cinta.  Aku jadi mikir aja, kenapa selama ini aku sibuk mikirin orang yang jelas-jelas nggak mikirin aku. Seharusnya aku lebih memperhatikan orang-orang disekitarku yang lebih menyayangiku.”
Niko : “Cuek bukan berarti gak cinta, Dea. Terkadang di dalam cuek itu tersembunyi cinta yang lebih besar, bisa jadi di dalam cuek itu ada doa, dia nggak mau kalau sampai dekat denganmu dia akan menyakitimu. Maka dari itu dia cuek untuk menghindari semua.”

Melihat pesan balasan dari sahabatnya itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Dea, ia pun membalasnya dengan nada protes.

Dea  : “Tapi kan selalu ada kemungkinan lain juga, Nik.”

Dengan sabar dan bijak Niko menanggapi segala keluh kesah sahabatnya itu.

Niko : “Iya, De. Tapi positive thinking aja, ya :)”
Dea  : “Nik, ada yang lain yang buatku merasa nyaman saat aku disampingnya. Dia beda sama gebetanku yang dulu, yang cuek bebek abis.”
Niko : “Siapa Dea? Yang kemarin baru ketemu ya? ;)”
Dea  : “ehehehe. Begitulah Nik. Dia ini adalah sosok yang menenangkan.”
Niko : “hm.. aku juga baru dapet obat penenang De :)”
Dea  : “Haaa.. siapa siapa? Ciee udah bisa move on nih yee”
Niko : “Dia selalu ada disaat aku perlu. Dia selalu menenangkan hatiku saat aku galau. Pokoknya dia kek barisan nomor ini 134567890 :D”
Dea  : “Kok 2nya nggak ada? Dia siapa sih? Aku kenal nggak?”
Niko : “Iya, dia memang nggak ada duanya dibandingkan dengan yang lain :)”
Dea  : “Siapa sih Niiiik.. penasaran nih”
Niko : “kamu aja ga mau sebut merk kok. Aku juga ga mau ah :p”
Dea  : “kamu kan udah tau“
Niko : “aku belum tau”
Dea  : “ya seperti yang kamu bilang tadi :)”
Niko : “Ohh jadi yang kemarin”

Melupakan rasa penasaran tentang siapa yang sudah meluluhkan hatinya Niko, Dea malah asik curhat mengenai gebetan barunya. Inilah kelemahan sosok sanguinis seperti Dea; bukan pendengar yang baik.

Dea  : “hehehe. Gatau kenapa, tapi faktanya 1. Dia sering banget bikin penasaran, 2. Suka bikin nyaman saat aku di dekatnya, 3. Sayang banget sama dia layaknya seorang kakak”
Niko : “Menurutmu dia merasakan hal yang sama nggak? :)”
Dea  : “Entahlah. Itu dia, Nik. Seperti yang kubilang tadi, dia suka bikin aku penasaran.Seperti hari Sabtu kemarin. Aku iseng nanya dia sibuk apa enggak, dia jawab “Ada apa dek? Pengen ketemu ta?” Hahaha nyebelin. Biasanya kalo hari Sabtu seharian dia cuma tidur di kost, tapi kemarin dia bela-belain nemenin aku. Haha, aku merasa bersalah sudah merusak hari liburnya.”

Belum sempat Niko mengirim balasan, ada pesan lagi dari Dea.

Dea  : “Merasa bersyukur bisa menghabiskan senja kemarin bersamanya . Dengan perbincangan singkat namun berkesan. Tapi aku tetap bersyukur. Bisa memenuhi keinginanku menikmati senja di tempat dan bersama orang yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya :)”
Niko : “Jadi iri nih :D”
Dea  : “Ohya Nik, dia-mu sebenernya siapa siih. Aku ga dikasih tau, awas ya!”
Niko : “haha. Bukan siapa siapa kok De”
Dea  : “Niko jahat ih. Aku kan udah jujur
Niko : “Bener nih mau tau? Tapi ada syaratnya”
Dea : “Apa? Buruan deh jangan bikin aku tambah penasaran!”
Niko : “Coba kamu berdiri di depan cermin”
Dea: “Udah nih,  terus?”
Niko : “Persis seperti yang sedang kamu lihat sekarang. Dialah orangnya :)”

Dea terhenyak. Sedetik kemudian dia menyesali perbuatannya. Sudah bercerita panjang lebar bahkan sampai hal sekecil perhatian Niko padanya pun bisa luput dari perhatiannya. Dea seakan menjadi manusia terbodoh dan tak peka dengan keadaan. Beberapa menit kemudian sms balasan telah dikirimkan kepada Niko.

Dea  : “Jangan pernah lelah untuk tetap jadi sahabat terbaik yang kusayangi ya Nik :)”
Niko : “Baiklah Dea. Aku akan tetap setia untukmu :)”


Niko mencari-cari remot televisi kemudian memencet tombol power. Sepertinya mood melihat tv sudah berubah menjadi mood mendengarkan lagu. Hatinya seketika beku, ia tahu akan seperti ini jadinya. Terdengar pelan namun jelas lagu Sepatu milik Tulus mengalun dari mp3 playernya.

Kita adalah sepasang sepatu. Selalu bersama tak bisa bersatu...
.... Cinta memang banyak bentuknya. Mungkin tak semua bisa bersatu



Tuesday 17 June 2014

Surat Tak Sampai



Dear White Rose Prince,

Nyenyak kah tidurmu semalam?
Aku berharap ada senyum tersungging di bibirmu selepas kau terbangun dari tidurmu. Menyambut hari-hari bahagia yang menanti di hadapanmu. Apalah aku ini, hanya mampu mendoakan kebaikanmu dari jauh. Itupun sudah cukup bagiku. Tak ada pengharapan lebih dari ini. Senyummu abadikan bahagiaku.

Ohya, bagaimana kabar hatimu?
Masihkah susah move on dengan mantan kekasih yang pernah atau bahkan masih kau cintai itu? Dari beberapa kicauanmu di sosial media, kelihatannya kamu kurang tenang. Maaf tiba-tiba lancang menanyaimu tentang itu. Kau tahu kan stalking sudah jadi kebiasaan (buruk) ku yang sangat sulit untuk kuhindari.

Tentang mimpiku. Entah mengapa mendadak semalam kau mengunjungiku lewat setting empat tahun silam. Dimana pertama kali aku bertemu dan pertama kali juga benih rasa itu tumbuh. Semua dalam mimpi semalam terasa begitu nyata. Bahkan debar ketika kamu berbicara di depanku. Padahal akhir-akhir ini tak sedetik pun aku mengingatmu, berusaha pun enggan. Mungkinkah ini satu bentuk protes bahwa kau tak ingin aku lupakan.

Tapi, Sa. Aku sudah mulai belajar untuk jatuh cinta lagi. Mulai belajar untuk tak menghiraukan kehidupan nyatamu lagi. Aku ingin menciptakan hati baru yang siap mencintai dan dicintai oleh orang lain.

Mengerti akan bahagiamu yang tak bisa hadirkan sosokku disana. Lagipula kau juga tak butuh orang yang selalu mengirimimu surat ketika ia rindu, kan? Semoga Tuhan selalu menghadirkan sosok yang baik sebagai temanmu disana.

Kubiarkan rinduku menguap diantara embun pagi yang perlahan menghangat oleh sinar mentari. Kubiarkan cintaku untukmu terpenjara dalam kotak pandora, agar aku bisa membukanya kapan saja. Kubiarkan segala harapku mengendap diantara tumpukan maya yang tak bisa jadi nyata.
Seperti kasihku padamu; surat ini pun juga tak sampai.
 

Blog Template by BloggerCandy.com