Pages

Saturday 19 December 2015

Titip Rindu Untuk Ibu

“Bu, kapankah kita lekas bertemu?”, kuulang pertanyaan  yang sudah kuketahui jawabnya.

“Mungkin dua atau tiga tahun lagi. Atau sampai impian kita terlaksana.”, katamu –mengulang jawaban untukku- di telepon itu.

“... Sabarlah sayangku, ibu sedang berjuang di sini. Ayo kita berjuang bersama; kau dan citamu, ibu dan cita-cita keluarga kita. Jangan menangis, atau harus kukecup habis air matamu dengan kecupan yang sangat menggelikan dan mengganggumu.”, imbuhmu. Menciptakan gelak tawa dalam air mata.

“Kau benar-benar seorang Wonder Woman yang pernah kutemui dalam hidupku.”, gumamku, mensyukuri hadirmu.

Minum teh sore hari berdua di samping jendela sambil membaca senja.
Membantumu menanam bunga, berkebun, menyiangi rumput yang tingginya telah menghalangi pandangan mata kaki.
Membaca buku, saling bertukar cerita; cinta.
Dari kesemuanya, aku hanya ingin pulang ke rumah dengan pelukmu yang menyambutku di balik pintu.
Ya, waktu yang kunanti itu pasti akan datang. Pasti.

Sehat selalu, Ibu.

Aku menyayangimu, selalu.
 

Blog Template by BloggerCandy.com