Pages

Monday, 22 September 2014

PRA OSPEK

Rencananya postingan OSPEK ini nanti bakal tak jadiin postingan sekuel. Kenapa? Karena teralu banyak cerita yang bakal aku share soal pengalaman selama agenda ospek yang nggak mungkin aku jadiin satu postingan. Sebnernya ceritanya lebih ke curhat sih :p
Oke saya mulai..



Sabtu, 13 September 2014

2 hari sebelum OSPEK. Panitia kumpul dalam rangka pra ospek dan persiapan akhir kegiatan ospek. Seusai sholat dhuhur, aku, Amak, sama Siblo istirahat sambil nyari angin di belakang kantor BAAK. Maklum, temu kangen karena Amak baru pulang dari Bekasi setelah sekian lama meninggalkan kami sehabis pulkam.
Dalam suasana penuh semilir angin yang membuai aku memulai percakapan,

“Gak krasa ya, udah setahun aja kita di sini”

Siblo menanggapi “Rasanya kek baru kemarin kita kenal.  Rasanya baru kemarin kita diospekin”

Lalu semuanya diam, pikiran melancong jauh pada potret setahun silam. Dimana kampus AKN Ponorogo mempertemukan tiga orang yang – aku bisa bilang punya chemistry satu sama lain; sebut saja kami bersahabat.

“Aku bersyukur banget dikasih sahabat seperti kalian sama Tuhan. Lebih bersyukur lagi punya kalian yang selalu ngingetin aku sama kebaikan. Terima kasih ya”, kataku.

 “Sahabat itu memang harus saling mengingatkan”, jawab Amak sambil tersenyum.

Setelah curhat curhat serius, si Amak yang emang usil tiba-tiba nyeletuk

“Siapa yang dulu ngefans sama senior hayo..”

Aku sama Amak kompakan nengok ke Siblo dengan pandangan nakal.
Dan misi kita berhasil. Dia merasa terpojokkan dan salah tingkah.

“Hehh.. Itu dulu ya, dulu. Dulu itu kelihatannya waw. Ternyata..... Ahsudahlah. Sekarang kan aku udah ada Rizki” bantahnya. Menciptakan “cie” panjang dariku dan Amak.

Kita ngakak abis-abisan liat tingkah laku Siblo yang memang lucu gegara salah tingkah.
Nggak terima diketawain, Siblo pun membalas, “Halah, kamu juga mak. Cinlok gegara diboncengin sama senior.”

Kelakuan Amak sungguh sangat patut untuk ditertawakan. Nggak terima juga Amak nyeletuk “Heh, apa kamu ketawa? Kamu juga deket ama senior gegara dibonceng kan?”

#Jedddaaarrr aku kena batunya. “Kita kok samaan gini ya. Punya moodbooster senior tapi nggak jelas semua.”, kataku. 

Kita ketawa kenceng. Serasa pengen ngeluarin semua emosi yang terpendam saat itu.

“Maklum, kita dulu kan masih polos. Masih polos.”, katanya sambil menggaris bawahi kalimat terakhir.

“Biar semua php php-an dari mereka menguap lewat udara yang kita keluarkan dari tertawa ini”, kataku.

Ketawa lagi. Dan makin kenceng. Tiba-tiba pak ketua muncul dari balik tembok dan mengagetkan kami bertiga. Spontan menjerit bersamaan. Kaget? Yaiyalah, pasti.
Dengan sisa-sisa tawa kita memutuskan untuk masuk ke dalam kantor dan menyudahi sesi gila-gilaan, dan refreshing sebelum kegiatan ospek berlangsung. Juga nggak pengen pak ketua mendengar lebih lanjut perbincangan absurd kami tadi.

Jadi, tertawalah sebelum tertawa itu dilarang teman-teman :D

No comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com