Pages

Monday, 22 September 2014

OSPEK II


Selasa, 16 September 2014

Dingin terasa menusuk tulang. Tidur kurang tenang karena aku orangnya emang nggak begitu kuat sama dingin. Barengan mbak Buy juga udah bangun. Kebetulan, minta anterin ke kamar mandi. Pagi itu masih pkl 04.00, karena sama-sama ngerasa kedinginan, aku sama mbak Buy memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar area perkemahan. Olahraga dikit biar tubuhnya angetan.Setelah masuk waktu subuh, kami sholat. Lanjut aktivitas senam pagi biar nggak kedinginan (lagi).

Seusai sarapan panitia segera mempersiapkan peralatan untuk penjelajahan. Sebenernya aku kebagian jaga di pos 5, pos terakhir yang tempatnya di buper. Tapi berhubung Odi’ kurang tidur selama 2 hari terakhir,ya aku gantiin aja. Jadi aku jaga di pos 2 barengan sama Mu’in sama Mas Aw. Kita nyantai sih jaganya disana. Nggak butuh tenaga banyak. Yaudahsi dinikmati aja :D

Siang hari setelah sholat dhuhur, kami para panitia cewe memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitaran dermaga. Sedikit refreshing. Di tengah jalan, eh pak ketua sama rambo ikutan nyusul. Aku dan pak ketua telah mencium bau-bau permodusan di sana. Sumpah, lucu banget liat tingkah laku orang yang sedang jatuh cinta. Aku inget kata-kata pak ketua kala itu:

 “Orang bisa ngelakuin hal bodoh atau konyol di depan orang yang disayanginya”

Bodoh, aku bisa melihatnya. Walaupun mengelak, tapi tatapan mata abangku satu ini nggak bisa bohong.

Sore hari aktivitas dimulai lagi. Yakni games hulahup dan rumput bergoyang. Tapi pas di tengah permainan ada peserta yang nggak enak badan. Setelah beli obat sesuai permintaan di puskesmas terdekat, trus tak tungguin dia istirahat. Sambil liat anak-anak yang lagi ngegames. Rasanya bahagia banget liat tawa lepas mereka; orang-orang yang kusayangi walau dari jauh. Terkadang, bahagia itu sederhana tapi mewah rasanya :’)

Malam hari, agenda kami adalah api unggun dan pensi. Aku nggak ikut terjun di lapangan, karena ngejaga peserta cewe yang sedang sakit di tenda. Dari sini bahagia itu benar-benar terasa. Aku memiliki mereka yang begitu membanggakan. Satu tim yang hebat.
Dalam sesi api unggun malam itu ada pelangi romantika yang mewarnai kegelapan bumi perkemahan tempat kita ospek. Berkali-kali abang rambo memperlihatkan kefrontalan demi kefrontalan yang tanpa sadar aku perhatikan dari atas, begitupun dengan pak ketua. Asli, malam itu aku sudah greget pengen ngorek semua fakta yang terjadi. Meskipun berkali-kali mengelak, tapi pada akhirnya umpanku dimakan juga. Satu kalimat dari pesannya yang buatku ngerasa speechless. Si abang rambo bilang gini:

“Sinar mentari pagi memang hangat dan indah, tapi terlalu menyilaukan.”

Ahzeeeg abang Rambo jatuh cinta~
Asli. Kode banget ini mah. Sebagai sahabat aku sama pak ketua bisa apa atuh selain mendoakan yang terbaik untuknya. *Terharu* Turut berbahagia woy! :’)

Kalo aku? Adalah pasti kisah yang istimewa. Tapi nggak usah diceritain di sini. Nggak lulus sensor soalnya :p muehehehe.

Setelah pensi selesai, aku turun nyamperin anak-anak yang lain. Ikut menghangatkan diri di deket bara api unggun. Tak berapa lama, aku ngerasa nggak enak badan. Bukan, bukan sakit. Aku tahu banget. Rasanya nggak nyaman. Kayak ada yang bukan aku di dalam diriku. Aku minta Siblo buat nemenin aku nemui mas Aris yang kebetulan sedang berkunjung di sana.
Aku bilang aja ngga enak badan. Mas Aris pasti udah tau maksudku. Setelah merasa baikan aku kembali ke tenda panitia cewe. Di sana malah ngga bisa tidur, nggak tau kenapa. Rasanya nggak nyaman. Aku kembali  menemui mas Aris. Dan aku memutuskan untuk nggak tidur di tenda. Jadilah semalam aku tidur di luar sama anak-anak yang lagi jaga. Semakin malam, fisikku semakin drop. Dingin banget. Antara sadar dan nggak sadar. Temen-temen yang jaga ngerelain jaket, sweater, sarung, apapun yang mereka punya untuk melindungiku yang sedang kedinginan hebat.
Makasih banyak Mas Aw, Jaff, Bodong, Umar, Pras, Kamal, udah bikin nyaman dan melindungiku. Maapin aku yang rewel, kebanyakan maunya :((

Karena agenda selanjutnya adalah renungan, maka sama anak-anak aku dipindahin di tenda panitia cowo. Jadilah aku tidur sendirian di sana. Eh, nggak nding. Ada Kitrek yang katanya lagi nggak enak badan. Yaudahsi, sama-sama lagi nggak fit, kita tiduran aja.
Sebenernya, di sana pun tidurku kurang nyenyak. Entahlah, masih kebawa sama yang semalem.

No comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com