Pages

Tuesday, 15 July 2014

Terima Kasih, Ummi



Satu senyuman yang menguatkanku ketika ku terjatuh. Satu sentuhan yang membuat luluh segala amarahku. Satu dekapan yang membuatku sungguh sangat bersyukur bisa merasakan rasa nyaman yamg sesungguhnya. Segala tentangmu takkan pernah lepas dari daftar orang yang paling kucintai di dunia ini, Ibu. Ibuku adalah sosok wanita tangguh, pekerja keras,  pantang menyerah, penyayang,  lembut, motivator dalam hidupku, tentu saja.

Sejak kecil Ibu selalu mengajariku bagaimana menjadi anak yang baik, suka menolong, ramah, dan seambrek attitude baik lainnya yang harus kuterapkan sehari-hari. Dengan hijab yang dikenakannya, beliau lebih senang dipanggil ‘Ummi’ oleh anaknya. Pernah kejadian dulu, sewaktu aku masih berumur 5 tahun, aku dibelikan 2 pasang baju baru oleh bulik (adik perempuan bapak). Aku sangat senang, sehingga saat main aku sering memakainya. Suatu saat Ummi memegang kedua pundakku dengan jongkok dan berkata denagn suaranya yang lembut “Dik, baju yang dibelikan bulik kemarin kan ada 2, yang satu Ummi kasihkan ke mbak Sri (teman bermainku saat itu), kan adik kebesaran, nggak papa kan?”
Seketika aku marah ke Ummi, “Tapi kan mi, itu baju kesukaanku. Yang besar kan bisa disimpan biar bisa dipakai nanti. Kok Ummi ngasih baju itu ke mbak Sri nggak izin aku dulu sih!”, kataku sambil mendengus kesal.
Dengan tersenyum Ummi memberikan penjelasan padaku, “Bajunya adik kan banyak, masih bagus-bagus semua. Adik bisa milih baju mana yang mau adik pakai. Ummi kasihan sama mbak Sri, tiap main sama adik Ummi lihat bajunya jarang ganti. Adik juga tahu kan keseharian bapak ibunya mbak Sri seperti apa.”
“Dik, hidup itu harus saling berbagi dengan sesama. Adik nggak boleh pelit, belajar peduli dengan oranglain.”, imbuhnya.
“Tapi kan mi....”, sanggahanku terpotong dengan nasehat Ummi, “Kesayangan Ummi harus nurut sama apa yang Ummi minta. Kalau adik ikhlas nanti Inshaa Allah akan diganti dengan yang lebih baik lagi sama Allah, ya?”
Dengan keadaan masih jengkel dan cemberut aku menghambur dipelukan Ummi.

Sungguh kejadian yang masih dan sangat kuingat sampai hari ini. Satu pelajaran yang dapat saya ambil dan terapkan dari seorang malaikat tanpa sayapku; Ibu. Tolong menolong adalah bagian dari kehidupan kita. Saling membantu orang yang membutuhkan, nggak harus nunggu diminta, tapi kita harus peka. Terima kasih, Ummi untuk pelajaran berharganya. Maaf dulu adik pernah membantah dan menanggapi nasehatmu dengan marah-marah. Tapi sekarang aku mengerti dan berjanji akan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Terima kasih, Ummi.


kesayangan {}

No comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com