Pages

Saturday, 3 May 2014

Tentang Cinta Pertama I



1 Mei  2014,

"kenangan cinta pertama, —seberapapun getirnya. akan membuatmu tetap mengingatnya untuk sekadar nostalgia." - @mas_aih

Kembali mengulang kebiasaan setahun sekali. Mengucapkan selamat dan menyisipkan beberapa permohonan pada Tuhan. Memohon agar engkau selalu diberi kemudahan dalam segal hal, dan bisa kembali mengulang hari bahagiamu di tahun depan, dan tahun-tahun selanjutnya. Entah sudah berapa kali aku melakukan hal ini. Tak heran karena kau adalah laki-laki pertama yang membuatku merasakan hal aneh tiap kali berada di dekatmu, merasa rindu saat tak bertemu, dan sering hadir dalam mimpiku; kala itu. Ya, kala kita masih duduk di bangku sekolah dasar. Masa-masa menyenangkan dalam hidup. Tentang sahabat, tawa, tangis, kebersamaan, yang hanya dapat kukenang dan kurindukan saat ini.

"Mengenang cinta pertama, maka membuka ruang kosong di jiwa untuk kembali menganga. Mengeluarkan sekeping memori untuk diputar kembali." - @mas_aih

Aku masih ingat. Kita dulu adalah rival di kelas. Saling memperebutkan posisi ranking 1. Kita juga sering ditunjuk sebagai ketua dan wakil ketua kelas. Kita juga pernah diminta untuk mewakili sekolah dalam olimpiade maupun pemilihan murid teladan. Aku masih ingat bagaimana caramu menyiapkan barisan sebelum masuk kelas. Dengan suaramu yang mulai membesar karena kita memang sudah di akhir tingkat sebagai siswa sekolah dasar, dan sikapmu yang cengengesan itu membuatmu terlihat sama sekali tidak mempunyai wibawa sebagai seorang ketua kelas. Sebagai wakil ketua aku sering merasa geregetan melihat tingkahmu yang seperti itu. Karena aku merasa kamu tidak bisa bersikap adil. Kamu selalu menunjuk teman laki-lakimu untuk masuk kelas terlebih dulu. Padahal kan barisan mereka tidak serapi barisan perempuan. Ditambah barisan mereka adalah barisan yang paling ramai. Dulu pernah aku menegurmu karena hal itu tapi kamu tak sedikitpun menghiraukan, seperti biasa.

Aku juga ingat saat kita berangkat sekolah bersama. Bukan, bukan, lebih tepatnya aku berpapasan denganmu dijalan dan aku membiarkanmu memacu sepedamu dan berada di depanku. Ohya, saat itu kita sedang ada les pagi dengan kepala sekolah. Les dimulai pukul 06.00 tapi aku berangkat terlambat, pukul 06.10. Sesampainya di parkiran sepeda, dengan terburu-buru aku  berlari kecil menuju ruang kelas, denganmu yang masih memimpin langkah di depanku. Les sedang berlangsung, ketika itu kau mengetuk pintu dan mengucapkan salam semua penghuni kelas serentak dan tanpa aba-aba menengok kearah sumber suara. Aku hanya mengikutimu dari belakang. Tak lama terdengar suara-suara kecil yang mengejek keterlambatan kita. Ah, lebih tepatnya karena kita terlambat bersama.

Aku ingat saat kita hampir bertabrakan di bawah pintu kelas 6. Kala itu aku sedang asyik bercanda dengan sahabat-sahabatku di dalam kelas. Aku berjalan menuju pintu dan berniat pergi keluar kelas. Tapi tiba-tiba ‘walla’ aku menemukan sosok laki-laki yang tingginya melebihi tinggi badanku. Sekejap kita kembali bertemu dalam tatap. Dalam keadaan terkejut, kita langsung berbalik badan dengan sikap kikuk. Mungkin kau tak tahu. Jantungku berdetak hebat kala itu. Senyum mengembang dari bibir lalu ke hati. Betapa beruntungnya aku hari itu.

"Mengenang cinta pertama, membuka tabir rahasia kala pertama degup jantung tak beraturan saat ia mengitari setiap lekuk sudut pikiran." - @mas_aih
Aku ingat tasmu yang bergambar spider-man dan berwarna biru, sepeda kesayanganmu berwarna hitam legam. Aku ingat ada tahi lalat kecil di samping mata sebelah kananmu, tapi tak akan terlihat jika memandangmu sekilas saja. Senyummu, dan suara kebesaranmu yang terdengar aneh diantara bocah seumuran kita dulu. Selalu tersenyum simpul ketika lewat samping rumahmu, tepatnya kupandangi jendela kamarmu dengan lampu menyala namun tirai tertutup. Ohya, aku juga ingat, aku pernah membuat surat cinta yang rencananya ingin kuberikan padamu saat perpisahan, namun surat itu berkhir di laci meja belajarku, haha tragis memang. Aku ingat semuanya.


Aku bisa mengingatmu nyaris sempurna. Aku tidak yakin kamu bisa mengingatku dengan sama baiknya.”- @namarappuccino


Pun tentang momen setelah ujian berlangsung. Aku ragu untuk menyatakan rasa suka yang kumiliki. Aku takut terlambat dan menyesal kemudian, karena kita akan beda sekolah. Namun tak sampai hati aku mengungkapkannya. Hanya bisa bergumam lirih dalam hati ketika kita bertemu tatap di koridor depan ruang perpustakaan, kala itu suasana lengang dan di luar sedang geimis kecil. Aku masih mengingat bagaimana tatap matamu yang tajam namun sekilas mampu buatku membisu. Sedetik kemudian kau berlalu, aku hanya bisa memandangi punggungmu yang semakin menjauh dan menghilang di persimpangan ruang kelas 6. Perasaan ini masih terlalu dini untuk kubawa dalam dunia nyata. Perasaan yang dimiliki oleh bocah berusia 12 tahun. Maka kubiarkan ia tumbuh disana, kan kurawat baik-baik. Hingga Saatnya nanti perasaan itu menemukan jati dirinya, akupun akan berusaha menemukanmu juga; cinta pertamaku.

No comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com