Pages

Saturday, 3 May 2014

Tentang Cinta Pertama II



“Pada kenangan cinta pertama, kau akan sibuk memainkan perasaan sendiri. Sesaat kau tertawa mengenang segala, tangis bisa pecah setelahnya.” - @mas_aih


Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Kala itu aku masih duduk di bangku kelas IX. Masih berharap bisa melanjutkan percakapan yang menggantung. Potongan pesan singkatmu yang masih kuingat. Ah, kau mencoba memancingku dengan berkata bahwa kamu ingin aku jadi pacarmu. Haha, sangat lucu. Namun setelah itu kamu menghilang. Kita sudah jarang berhubungan. Seperti lenyap ditelan bumi.  Senja, kamu, angkuh, sesaat, pergi. Entah apakah kamu dan senja memiliki keindahan yang takkan pernah bisa kugapai. Sejak saat itu, aku jadi pengagum senja. Setidaknya ia masih setia menemaniku tiap kali aku merasa sepi. Dan disana pula aku menggantungkan harapanku untuk bisa bertemu denganmu lagi, cinta pertamaku.


“kenangan cinta pertama, —seberapapun getirnya. akan membuatmu tetap mengingatnya untuk sekadar nostalgia.” - @mas_aih


Masa-masa putih abu-abu juga dengan lancar kulewati. Entah mengapa bayanganmu sedikit menghilang dari kepala. Bukan, bukannya hilang. Hanya lupa. Akupun berpikir sekali lagi. Mengapa aku sering memikirkan, atau bahkan menangisi seseorang yang sama sekali tidak memikirkanku. Bagaimana aku tahu? Ya, selama ini pun kamu tak pernah lagi mencariku. Itu sudah merupakan jawaban yang sangat jelas bagiku.

Semakin lama semakin memahami. Bahwa hakikat cinta itu tak mesti harus memiliki.Kembali merasakan hampa dengan mengikhlaskamu pergi. Kini hampir 7 tahun sejak rasa itu pertama kali hadir. Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu untuk segalanya. Terima kasih telah menjadi pangeran pertamaku.


“biarkan saja kenangan cinta pertama tetap ada. agar kamu bisa lebih mendewasa dalam menyikapi dan memaknai cinta sesudahnya.” - @mas_aih

No comments:

Post a Comment

 

Blog Template by BloggerCandy.com