Senyummu masih terbayang di langit-langit kamar
Bahkan tergambar jelas di ruang hati yang samar
Tawamu yang renyah seringkali menggaung di telinga
Ceritakan tentang cinta semu; bagai fiksi belaka
Aku disini sendiri, masih mengemasi sisa-sisa setia
Dan kau tetap kukuh dalam abai yang kian mengemuka
Tentang rindu yang inginkan sosokmu seperti dahulu
Namun kau lebih memilih untuk memerdekakan hatimu
Kini mentariku mati
Hati bagai berjalan dalam lorong gelap
Menyusuri tiap derap langkah yang semakin jauh
Satu genggam yang ku angan
Satu peluk yang ku ingin
Damba hanya sebatas pinta; tak memihak kita
Engkau memilih jalan berbeda, pada akhirmya
Ragamu pergi, namun tak benar-benar pergi
Bahkan wangi tubuhmu masih jadi bara cinta
Pastikan dirimu baik-baik saja di sana
Demi aku, wanita yang pernah kau cinta
No comments:
Post a Comment